Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Re: dan PeRempuan

Re: dan PeRempuan adalah dua novel Maman Suherman dalam satu buku. Novel Re: diangkat dari kisah nyata yang ditulis sebagai skripsi Maman untuk menuntaskan pendidikan S1 di FISIPOL UI jurusan Kriminologi sementara PeRempuan merupakan sequel dari Re:. Re: adalah nama salah seorang pelacur lesbian di tempat Kang Maman keluar masuk untuk menuntaskan skripsinya. Sebelumnya ia adalah seorang gadis SMA, yang sejak kecil dianggap anak haram oleh neneknya, kemudian mengalami nasib yang sama dengan ibunya; hamil di luar nikah. Ia melarikan diri dari Bandung ke Jakarta, lalu bertemu perempuan berhati mulia yang merawatnya sampai melahirkan anaknya Melur. Sayangnya, perlakuan baik tersebut dicatat oleh Mami Lani sebagai hutang dan Re: harus membayarnya dengan tubuhnya. Ia dipaksa bekerja sebagai pelacur lesbian. Anaknya yang baru 4 bulanpun harus ia titipkan kepada pasangan suami istri baik hati dan merelakan panggilan "tante" diberikan oleh anaknya. "Ia suci. Tak pantas minum ASI

Pelabuhan Rapuh; Tempat Persinggahan Hati yang Terluka

Usai melewati badai dan gelombang yang memabukan, tiba-tiba saja aku sudah terombang ambing di dekat sebuah pulau. Dari kejauhan sebuah pelabuhan tertangkap penglihatanku. Ia terlihat rapuh. Disekeliling kerapuhannya laut terlihat biru pekat. Dalam. Membuatku ragu untuk mendekat. Sekalipun aku pandai mengapung, badai telah menghabiskan seluruh energiku. Tentu aku tak akan sanggup melepaskan diriku jika aku ikut roboh bersamanya ke dalam laut yang dalam itu. Hari semakin terik, matahari tepat naik di atas kepala. Lambat laun, sisa-sisa energiku mulai sirna. Aku semakin merasa lelah terombang ambing. Lalu pada akhirnya kuputuskan mendekat. Ku jatuhkan jangkarku dengan hati-hati, takut melukainya. Benar,  pelabuhan itu terlihat rapuh sekali. Disekelilingnya laut begitu dalam. Jangkarku bahkan tak menemui dasar laut. Mengapung. Sesaat aku hampir terhempas kembali ke lautan luas hingga kurasakan jangkarku terpaut pada sebuah beton. Ternyata itu adalah fondasi pelabuhan tersebut. Tak seperti