Langsung ke konten utama

Postingan

INSPIRASI: Model Pembelajaran Transformatif

  Mumpung ini hari terakhir pendaftaran INSPIRASI untuk angkatan 2024, saya ingin sharing sedikit tentang model pembelajaran yang saya dapat dari program keren ini. Model Pembelajaran Transformatif. Dalam buku Belajar Kritis dari Luar Sekolah (Nurhady Sirimorok, 2020), pembelajaran transformatif  didefinisikan sebagai model pembelajaran yang mengusahakan kebiasaan merenung ( habit of reflection ). Dengan kata lain, pembelajaran transformatif akan terbentuk jika seseorang punya kebiasaan merenung, sebuah kebiasaan yang sudah semakin sulit dilakukan. Apalagi di zaman lalulintas informasi yang berebut mengasupi kita setiap detik dan membuat kita mudah terpengaruh dan menyebarkan informasi yang tidak benar (hoax). Dengan merenung, tujuan utama pembelajaran transformatif yakni membentuk individu yang toleran sekaligus kritis dengan terhadap beraneka ragam pandangan, baik milik sendiri maupun yang dipercaya orang lain dapat etrcapai. Saya tidak tahu apakah di angkatan setelah saya, men
Postingan terbaru

30 Hari Bercerita Day 09 : Matilda

Di hari Sabtu kemarin saya menonton sebuah film yang diadaptasi dari novel anak-anak karya Road Dahl, Matilda. Mungkin banyak yang sudah sering mendengar atau pernah menonton film dan membaca novelnya. Saya sendiri baru membaca beberapa lembar fiksi anak-anak ini. Karna itu apa yang akan saya ceritakan di sini mungkin agak sedikit berbeda dengan novelnya. Di netflix, ada dua versi film Matilda yakni versi biasa yang diproduksi pada tahun 1996 dan versi musikal yang diproduksi tahun 2022. Saya menonton versi musikalnya. Persis seperti novelnya, Film tersebut menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Matilda yang sejak balita sudah memiliki kecerdasan yang luar biasa. Di usia tersebut ia sudah bisa membaca dan melahap banyak buku bacaan. Ia bahkan sering pergi sendiri ke perpustakaan dan menghabiskan waktunya di sana dengan membaca banyak buku. Sayang, di saat orang tua lain membanggakan anak mereka yang cerdas, orang tuanya malah menyebut Matilda sebagai anak yang aneh dan mem

My Crazy Feminist Girlfriend

Ini adalah salah satu buku yang menemani perjalanan kontemplasi saya di Jogja. Saya menyelesaikan buku ini di dua kedai buku berturut-turut dalam sehari wkwkwkwk. Entah suasana dua toko buku di Jogja ini yang nyaman, atau karena punya waktu luang yang panjang tanpa harus memikirkan kerjaan atau ceritanya yang menarik. Tapi saya rasa ketiganya jadi alasan pendukung. Kurang lebih buku ini bercerita tentang seorang laki-laki yang sempat berpisah (putus) selama 4 tahun dengan pacarnya kemudian bertemu lagi dan kembali berpacaran. Saat kembali berpacaran, perempuan kekasihnya sudah menjadi seorang feminis garis keras korea (Megalia). Sang laki-laki yang notabene isi kepalanya masih patriakis garis keras berupaya untuk mengubah pacarnya yang ia sebut sebagai feminis gila. Bisa kebayang kan bagaimana toksik nya hubungan ini. Si laki-laki yang ingin sekali mengatur, mengekang dan merasa ingin diandalkan harus bertengkar tiap hari dengan kekasih feminisnya yang keras kepala. Saat pacarnya yang

Feminisasi Alam

Asal-Usul Ekofeminisme, Aurora Ponda Beberapa hari yang lalu, saat menemani seorang teman dalam memfasilitasi sebuah pelatihan gender, menjelang penutup seorang peserta dalam kesimpulannya nyeletuk "blablabla Indonesia tidak disebut bapak perwira, tapi ibu pertiwi blablabla"  Karena sedang membaca buku ini, saya juga ikut nyeletuk "Feminisasi alam".  Apa itu feminisasi alam?  Feminisasi alam secara sederhana diartikan sebagai alam yang diperempuankan. Ibu Bumi, Ibu Pertiwi dan istilah-istilah lainnya yang menganalogikan alam seperti perempuan tergolong dalam feminisasi alam. Menurut beberapa feminis, feminisasi alam merupakan hal umum yang terjadi dalam budaya patriarki.  Pada masa perburuan, laki-laki akan keluar berburu sementara perempuan harus menetap di satu tempat karena fungsi biologisnya untuk melahirkan dan menyusui anaknya. Sebagai insting untuk bertahan hidup saat laki-laki pergi berburu, Perempuan memanfaatkan tumbuhan di sekelilingnya untuk dimakan. Aga

Holy Mother - Akiyoshi Rikako

Trigger Warning; Buku ini berisi cerita pembunuhan, kekerasan terhadap anak dan kekerasan seksual. Dalam review novel Akiyoshi kali ini, saya tidak akan melakukan spoiler terkait isi ceritanya. Biarkan yang membaca penasaran dengan isi buku ini. Sebaliknya, saya ingin membagikan beberapa poin yang saya pelajari dari Novel Holy Mother kaya si Ratu Plot Twist favorit saya ini. Pertama, lewat cerita ini, Akiyoshi menggambarkan tentang salah satu konstruksi yang dibentuk masyarakat atas tubuh perempuan yakni bahwa ia tidak akan sempurna jika ketika menikah ia tidak melahirkan seorang anak. Tadi pagi saya membaca sebuah postingan ig yang bilang bahwa kodrat perempuan itu hamil, melahirkan dan menyusui. Lalu saya berpikir, bagaimana jika seorang perempuan itu dilahirkan dengan karakteristik seksual yang tidak sama seperti kebanyakan perempuan pada umumnya? bagaimana jika perempuan itu mandul? Apakah ketiga hal itu masih relevan dibilang kodrat? Kemudian, bagaimana jika ada perempuan yang se

Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis

Pendidikan Popular: Membangun Kesadaran Kritis Buku ini merupakan salah satu dokumentasi pengetahuan dan pengalaman para pemandu/fasilitator maupun pelaku dalam menyelenggarakan proses belajar bersama masyarakat yang harapannya dapat menjadi bahan belajar fasilitator lain ataupun yang sedang belajar menjadi fasilitator pendidikan orang dewasa. Saya memperoleh buku ini saat mengikuti sebuah proses pendidikan kritis di Sulawesi Selatan, pada tahun 2017, 6 tahun yang lalu. Bersama Roem Topatimasang, salah satu editor buku Pendidikan Popular dan Penulis Buku Sekolah itu Candu Sebagai pembelajar ilmu pendidikan sewaktu kuliah, saya dapat katakan bahwa buku ini sangat menarik. Secara pribadi, jika buku Sekolah itu Candu yang ditulis oleh Roem Topatimasang adalah buku yang meletakan filsafah pendidikan untuk pembebasan bagi saya, buku ini adalah buku yang membongkar sistem pendidikan maupun metode pembelajaran yang selama ini tersistem di kepala saya saat belajar dan pernah menjadi seorang

Pertarungan demi Surga (Sebuah Review Buku)

Puerto Rico Menghadapi Kapitalisme Bencana - Naomi Klein Kapitalisme bencana menurut Naomi Klein adalah proses politik yang memanfaatkan kepanikan warga akibat bencana dengan memaksakan berbagai kebjakan yang menguntungkan pemilik modal. Gambaran tentang kaptalisme bencana tersebut disajikan Naomi dalam buku ini dengan situasi Puerto Rico pasca badai Maria. Alih-alih memfokuskan pada respon bencana, pemulihan sosial dan ekologi serta menyiapkan skema mitigasi jika badai kembali terjadi, Pemerintah malah membuka kesempatan untuk privatisasi air, energi dan pesisir setelah Badai Maria menghantam Puerto Rico. Bahkan para pemodal diberikan pajak yang sangat rendah, sementara dari masyarakat ditarik pajak yang lebih tinggi. Di tengah ketiadaan pemerintah, masyarakat Puerto Rico terpaksa harus menolong dirinya sendiri. Walau ada yang memilih pindah dari Puerto Rico, sebagaian masih saling berkonsolidasi untuk membantu satu dengan yang lain. Mereka mulai memanfaatkan metode pertanian tradisio