Tahukah teman-teman jika tanggal 28 Maret sering dikenal sebagai hari karst nasional? Lalu apa itu karst dan kenapa ada hari khusus yang memperingatinya?
![]() |
Gambar 1: Gua Kristal Bolok |
Dalam gua karst, di bagian langit-langit ada batuan yang ujungnya meruncing ke bawah. Batuan ini disebut sebagai stalagtit. Sementara itu susunan batu kapur yang berbentuk kerucut yang berdiri tegak di lantai gua disebut stalagmit. Nah stalagtit dan stalagmit ini secara alami terbentuk melalui reaksi kimia yang melibatkan gas karbon dioksida (CO2) dan batu gamping (CaCO3). Gas CO2 yang banyak terdapat di udara akan bereaksi dengan padatan CaCO3 dengan bantuan air (H2O) akan menghasilkan kalsium bikarbonat: Ca(HCO3)2 sesuai reaksi:
CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l) -->Ca(HCO3)2 (aq)
![]() |
Gambar 2 : Penyerapan karbondioksida (CO2) dari atmosfer pada proses |
pelarutan batu gamping (Cahyadi, 2010) |
Ca(HCO3)2 --> (aq) CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)
Proses pelarutan ini dikenal sebagai reaksi karstifikasi. Proses karstifikasi berlangsung dengan reaksi kesetimbangan kimia tertentu dimana setiap pelarutan 1 ton batu gamping (CaCO3) akan diikuti oleh penyerapan gas CO2 sebanyak 0,12 ton dari atmosfir (Adji, 2009 dalam Cahyadi, 2010). Kita tahu bahwa gas CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global yang bermuara pada perubahan iklim yang saat ini tengah dirasakan. Jadi keberadaan karst dinilai sangat berperan penting dalam permasalahan pemanasan global dan perubahan iklim. Indonesia sendiri memiliki luasan karst kurang lebih 15,4 juta hektar dengan distribusi merata dari Sumatera sampai Papua. Bisa dikatakan bahwa dengan luasan tersebut, kawasan karst Indonesia memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mengurangi emisi karbon dunia selain Hutan dan Terumbu Karang.
Proses pelarutan tersebut juga membentuk suatu sistem hidrologi yang unik. Tanah yang terdiri dari batu gamping memiliki kemampuan meresapkan air (porositas) yang cukup tinggi sehingga menyebabkan air cepat meresap ke bawah tanah dan menyebabkan kondisi kering di permukaan. Air yang tadinya meresap ke bawah tanah akan cenderung membentuk aliran air bawah tanah. Hal ini kemudian menjadikan kawasan karst sebagai tangki penyimpanan sumber air raksasa di bawah tanah. Bahkan dalam catatan LIPI satu kawasan karst bisa memberikan 30 mata air.
Ini sebenarnya suatu fakta yang menarik, Kota Kupang yang dikenal orang sebagai daerah batu karang dan kering sebenarnya memiliki potensi air yang melimpah di bawah tanah dengan keberadaan karst ini. Bisa dibuktikan dengan ditemukannya beberapa mata air di Kota Kupang, sebut saja Oelon, Oepura, Oebufu, Oehendak, Air nona, gua Kristal bolok dll (teman-teman yang tinggal di Kupang bisa tambahkan sendiri). Selain itu hasil penelitian dalam jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 2010, Alwi Darmawan dan Heru A. Lastiadi memperkuat fakta tersebut dengan menyebutkan bahwa Kota Kupang adalah kota yang 80% wilayahnya berdiri di atas karst. Melihat fakta yang ada, pernahkah teman-teman berpikir keheranan di saat kita sering mengeluh kekeringan di Kota Kupang tetapi mobil tangki air rasanya tetap jalan terus?
Dari kedua fungsi karst yang sangat penting di atas yakni sebagai penyerap gas CO2 dan tempat penyimpanan air (sumber air), maka keberadaan karst sangat penting untuk dilindungi. Selain itu, kawasan karst sebagai suatu ekosistem, merupakan rumah bagi hewan-hewan dan tumbuhan endemik serta dapat berupa sebuah situs sejarah yang berisi peninggalan-peninggalan manusia purba.
Ancaman terbesar yang saat ini sedang membayang-bayangi luasan karst di Indonesia adalah penambangan batu gamping untuk industri pabrik semen yang tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Misalkan di Kendeng (Jawa Tengah), Maros (Sulawesi Selatan) bahkan di Manggarai Timur (Nusa Tenggara Timur) yang merupakan satu-satunya ekoregion perbukitan karst di Pulau Flores.
![]() |
Gambar 3 : Lokasi Penambangan Batu Gamping di Lingko Lolok, Desa Satar Punda Manggarai Barat (Dokumen ANDAL, Arsip WALHI NTT) |
Keberadaan aktivitas pertambangan secara otomatis tidak hanya akan merusak habitat hewan dan tumbuhan endemik yang ada tetapi juga menyebabkan kesulitan air bagi warga yang hidup di sekitar wilayah karst, menurunkan pendapatan ekonomi masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian dengan memanfaatkan sumber air dari mata air di wilayah karst, merusak situs budaya dan sejarah hingga meningkatkan emisi gas CO2 ke atmosfir.
Karena itu, seperti hari-hari peringatan lingkungan hidup lainnya, peringatan hari karst memiliki spirit untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat secara luas tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan hidup dalam hal ini ekosistem karst bagi kehidupan.
Jaga Karst, Jaga Kehidupan.
Selamat Hari Karst Nasional, 2021
Sumber :
Cahyadi, A. 2010. Pengelolaan Kawasan Karst dan Perannya Dalam Siklus Karbon di Indonesia. Paper Seminar Nasional Perubahan Iklim di Indonesia.Yogyakarta: UGM diakses dari https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/preprints/inarxiv/8gh6d/download&ved=2ahUKEwjz15eM_NDvAhWWYysKHb5OCWsQFjAoegQILBAC&usg=AOvVaw3RwicFFOrGvGly-cwK-k10&cshid=1616866078897 pada tanggal 27 Maret 2021
Darmawan A.,Heru A.L.2010. Geologi Lingkungan dan Fenomena Karst Sebagai Arahan Pengembangan Wilayah Perkotaan Kupang, Nusa Tenggara Timur. JLBG: Vol.1:1 diakses dari http://jlbg.geologi.esdm.go.id/index.php/jlbg/article/view/2/3 pada tanggal 27 Maret 2021
Raharjo, Sentot.2008.Kimia Berbasis Eksperimen 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
http://lipi.go.id/lipimedia/ekosistem-kawasan-karst-tak%20%09tergantikan/18002
Komentar
Posting Komentar