AT LEAST I STILL HAVE YOU
PART 1
I’m afraid there won’t be enough time
I want to hold you, until I feel your
wrinkles
Have signs of aging
I’m afraid time will pass too quickly
Till there is not enough time to see You
again
Always worried that I’ll Lose
you………..
****
“Di mana aku? Tempat apa ini?” ujarku
saat mataku buka dan ku temui di depanku tempat yang sangat asing bagiku. Hanya
terdapat kabut putih dan sisanya tidak ada apa-apa di tempat ini.
“kau kini sedang berada di tempat
perbatasan antara kehidupan dan kematian”, ujar suara dari belakangku. Saat ku
balikan badanku, tampaklah sosok dengan wajah yang terang bagaikan kilat,
bajunya putih bagaikan salju dan kedua ayap mengembang di belakangnnya.
“siapa kau? Dan apa maksudmu dengan aku
kini berada di tempat perbatasan antara kehidupan dan kematian?” tanyaku pada
orang bersayap itu itu.
“aku adalah seorang malaikat yang di
tugaskan untuk datang menjemputmu, sekarang kau adalah seorang arwah”, jawabnya
padaku.
“hahahahaha…..!!!! malaikat? Arwah? Apa
maksudmu? Jangan bercanda…. Kau pikir aku sudah mati?”, ucapku tak percaya.
“ya… kau sudah meninggal”, ucapnya dengan
tenang.
“aku tak percaya…. Tidak mungkin aku Kim
Heechul pria paling cantik di Korea sudah meninggal. Ini pasti hanya mimpi… aku
yakin ini pasti hanya mimpi. Di saat aku mencubit lenganku, pasti aku sudah
terbangun”, ujarku kemudian mencubit lengan dan kedua pipiku.
“ikut aku” ucapnya singkat lalu
mengembangkan kedua sayap yang ada di belakangnya bagaikan burung. Aku masih
berusaha mencubit lengan dan pipiku, tapi aku melihat sosok itu akan beranjak
meninggalkan aku. Aku pun langsung menghentikan kegiatan anehku dan
mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba, tempat tadi berubah menjadi gelap. Aku
terus mengikutinya, kepakan sayapnya berhenti di sebuah taman. Tampak banyak
orang berkerumun di pinggir taman itu. Karena takut orang banyak itu melihatku,
aku langsung bersembunyi di belakang orang yang mengaku malaikat tadi.
“kenapa kau mengajakku ke sini?”, Tanya ku
kepadanya dari belakang.
“kau akan tahu saat kita mendekat ke sana”,
jawabnya.
“tidak, di sana pasti banyak fansku.
Bagaimana jika melihatku?”, ujarku menolak.
“mereka tidak akan melihat mu percaya
padaku”, ujarnya kemudian melangkah ke dalam kerumunan orang-orang tersebut.
Aku hanya mengikutinya sambil bersembunyi di balik tubuhnya. Dengan mudah kami
menembus masuk ke dalam kerumunan orang. Saat ini kami telah berhadapan dengan
apa yang sedang di kerumuni orang-orang. Sebuah mobil yang terbalik tampak di
depan kami. Aku semakin tak mengerti dengan apa yang di maksudkan orang ini.
Tampak sebuah mobil ambulans datang mendekat, mereka kemudian mengeluarkan
sesosok tubuh dari dalam mobil yang terbalik tadi dan membawanya ke dalam mobil
ambulans. Aku mencoba melihat korban itu, tapi wajahnya di palingkan berlawanan
arah denganku sehingga wajahnya tak ku lihat jelas. Hanya tubuhnya saja yang
penuh dengan lumuran darah.
Lalu ku lihat seorang wanita yang
sepertinya seorang reporter berdiri di hadapanku dan sedang melaporkan apa yang
sebenarnya terjadi.
“maaf, kami tunda acara anda untuk
melaporkan berita penting ini. Baru saja terjadi kecelakaan tragis di depan
sebuah taman di tengah kota. Pada jam 7 tadi, para saksi mata yang melihat
kejadian ini menuturkan bahwa sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dari
arah timur kemudian menabrak pembatas taman dan terbalik. Sebelum menabrak
pambatas taman, mobil tersebut hampir saja menabrak seorang gadis yang
kebetulan akan menyebrang. Gadis itu selamat tetapi pengendara mobil yang di
ketahui adalah salah satu member Boy Band Super Junior, Kim Heechul terluka
parah dan kini tengah di larikan ke rumah sakit terdekat”
Mendengar apa yang di beritakan wartawan
itu, aku hanya tersenyum miris sambil menahan air mata. Benakku mencoba untuk
menepis kenyataan dari perkataan yang baru saja ku dengar.
“tidak… ini tidak mungkin…. Itu bukan aku!
Kalian salah!!!”, ucapku sambil setengah berteriak di depan wartawan dan
kamerawan tersebut. Namun mereka tak mendengar perkataanku.
“Ya!!! Katakan padaku! Ini tidak benar
kan?”, ucapku pada malaikat yang membawaku kemari.
“ikut aku lagi”, ucap malaikat itu tanpa
menghiraukan pertanyaanku. Ia membawaku ke depan sebuah ruangan instalasi gawat
darurat.
“kenapa kita ke sini? Sudah ku bilang orang
itu bukan aku!!!”, ucapku mendesak. Malaikat itu hanya terdiam tak menjawab
pertanyaanku.
Beberapa saat kemudian segerombolan
laki-laki yang wajahnya sangat ku kenali datang ke tempat kami berdiri sambil
berlari. Kedatangan mereka bertepatan dengan keluarnya seorang laki-laki dengan
pakaian operasi dari dalam ruangan di depan kami.
“apakah kalian saudara dan kerabat tuan Kim
Heechul?”, Tanya laki-laki dengan pakaian operasi itu.
“benar Dokter!!!, bagaimana dengan keadaan
Heechul kami?”, Tanya Eunhyuk antusias. Dokter itu hanya terdiam, membuat
ekspresi semua laki-laki itu berubah lebih khawatir dan penasaran.
“Dokter!!! Jawab pertanyaan Eunhyuk hyung,
bagaimana keadaan Heechul hyung?”, ujar Ryewook tak sabar. Dokter itu tertunduk
beberapa saat kemudian menggeleng.
“maafkan kami, dalam perjalanan kemari tuan
Heechul kehilangan banyak darahnya dan….. ku harap kalian menguatkan diri
kalian. Kami…. Kami gagal menyelamatkannya”, ucap Dokter itu dengan penuh
penyesalan.
“ya!!!! Kau jangan bercanda Dokter!!! Apa
maksudmu, aku ada di sini”, teriak ku pada Dokter itu. Tapi ia tak menghiraukan
teriakanku.
“ apa maksud Dokter? Itu tidak mungkin!!!
Kalian ini Dokter! Kenapa tidak bisa menyelamatkannnya!!!! Heechul hyung tidak
mungkin meninggalkan kami secepatnya!!!”, teriak Siwon sambil mengguncangkan
tubuh dokter itu.
“Ya!!!! Siwon ah!!!!! Aku di sini,aku tidak
meninggalkan kalian!!! Jangan percaya dokter itu! Ia pembohong!!”, ujarku
histeris kepada Siwon. Ia juga tak menghiraukan aku. Kenapa ini? Kenapa
semuanya tak menghiraukan aku? Padahal aku masih ada di sini!.
“tenanglah Siwon-ah” Ucap Manager berusaha
menenangkan Siwon.
Leeteuk sudah tak sabar lagi, segera ia
berlari menerobos masuk ke dalam ruangan itu di ikuti para dongsaeng-dongsaengnya.
Sesampainya mereka di dalam ruangan itu, mereka menemui sesosok tubuh baru saja
di tutup oleh kain putih sampai kepala. Leeteuk mendekatkan dirinya ke tubuh
itu dan memberanikan dirinya perlahan untuk membuka kain itu. Sat kain itu di
buka, tubuhku menjadi lemas seketika. Aku hanya berdiri mematung saat menyadari
tubuh yang terbaring di sana adalah tubuhku yang sudah tidak benyawa lagi.
“He…He… Heechul hyung!”, ujar Eunhyuk tak
percaya kemudian langsung jatuh pingsan. Donghae yang secepat kilat menahan
tubuh Eunhyuk pun tak sanggup membendung air matanya. Semua yang ada di dalam
ruangan itu tak sanggup membendung air mata mereka, mereka langsung menumpahkan
air mata mereka saat melihat sosok tubuhku yang tak bernyawa itu. Aku yang
berdiri mematung hanya bisa mendengar teriakan-teriakan Histeris dari mereka.
“Heechul hyung!!! Kenapa kau pergi secepat
ini meninggalkan kami?”, terdengar isakan Ryewook. Yesung yang juga tak menahan
pedihnya memeluk Ryewook erat. Sungmin yang jarang menagis, kini tengah terisak
di bahu Kyuhyun. Kyuhyun juga sama halnya dengan yang lain, terisak
sejadi-jadinya. Leeteuk terduduk lemas di atas lantai dan menangis sementara
Siwon memukulkan tangannya ke tembok.
“kenapa secepat ini?”, ujarnya. Sementara
Shindong keluar dari ruangan itu dan menemukan Nari duduk di luar. Ia
menghampiri kekasihnya itu lalu memeluknya erat.
“Cinderella kami telah pergi untuk
selamanya”, ucapnya lirih dalam pelukan Nari.
“Hyung, bagaimana dengan Heechul hyung?”,
Tanya seseorang tiba-tiba kepada Shindong.
“K Bium ah! Kangin hyung”, ucap shindong
pada 2 laki-laki yang baru saja datang. Ia lalu menunjuk ke ruangan ICU karena
tak sanggup berucap lagi. Ki Bum dan Kangin langsung masuk ke dalam ruangan dan
menembus tubuhku yang berdiri di depan pintu. Melihat Kangin datang bersama Ki
Bum, Leeteuk langsung berdiri dan menyongsong mereka dengan sebuah pelukan.
Tangis mereka pun pecah saat melihat tubuh tak bernyawa di atas tempat tidur.
“Heechul sudah meninggalkan kita semua
untuk selamanya”, ucap Leeteuk pada Ki Bum dan Kangin.
“bagaimana ini bisa terjadi hyung?”, Tanya
Ki Bum kepada Leeteuk.
“hari ini Heechul hyung tampak gembira
sekali dari biasanya. Tapi setelah mendengar kabar bahwa Hankyung Hyung sudah
benar-benar memutuskan untuk keluar dari Super Junior, ia langsung keluar dari
Dorm dengan terburu-buru menggunakan mobil. Dan beberapa jam kemudian, kami
mendengar kabar bahwa……”, Sungmin yang menjawab pertanyaan Ki bum tak sanggup
melanjutkan perkataannya. Ia kembali menangis.
Akhirnya aku ingat semuanya, kejadian
itu….. saat aku benar-benar gelap mata saat mengemudikan mobil. Karena kesal,
aku memacu mobilku dengan kecepatan tinggi hingga tak menyadari bahwa seorang
gadis akan menyebrang. Aku langsung membanting kemudi ke kanan lalu menabrak
pembatas taman. Dan kemudian terbalik bersama mobil itu. Setelah itu, aku tak
ingat apa-apa lagi saat tersadar aku sudah ada di tempat berkabut itu. Ku
lihat, Kangin mendekat ke tubuhku lalu mengucapkan sesuatu.
“kau benar-benar Pabo!! Mana mungkin
Hankyung hyung akan meninggalkan kita begitu saja! Kenapa kau percaya?”,
ucapnya dalam balutan air mata yang tak bisa berhenti. Aku benar-benar menyesal
dengan kebodohanku saat ini. Sayangnya, percuma. Waktu tak bisa di putar
kembali. Aku memutuskan untuk beranjak dari situ.
“malaikat…. Kau adalah malaikat? Bisakah kau
bawa aku sekarang dari sini?”, ucapku pada sosok yang sekarang ku percayai
sebagai malaikat. Saat akan meniggalkan tempat itu, tiba-tiba kaki terhenti
akan pertanyaan Kyuhyun yang menbuat semua orang terdiam.
“Apakah Hankyung hyung sudah tahu akan hal ini?”,
“sedari tadi aku sudah berusaha menghubungi
agensinya di China tapi tidak tersambung”, ucap Manager kepada semuanya.
“ya, akhir-akhir ini kita sudah putus
komunikasi dengannya”, tambah Leeteuk. Air mataku kembali tumpah saat mendengar
nama Hankyung kembali di sebut. Hatiku bagai teriris….
Aku kemudian merasakan tubuhku melayang,
meniggalkan mereka. Untuk beberapa saat angin bertiup masuk ke dalam ruangan
itu. Samar aku mendengarkan ucapan Yesung.
“sepertinya Heechul hyung tadi ada di
sini”, kemudian terdengar tangis mereka semua pecah.
‘mianata…. Karena kebodohanku sendiri, aku
harus pergi meninggalkan kalian. Selamat tinggal semuanya’ gumamku pelan.
****
Perlahan aku membuka mataku. Kali ini
aku tidak berada di tempat yang berkabut itu. Aku kini terbaring di atas sebuah
tempat tidur. Jadi kejadian seperti itu hanya mimpi?
“sykurlah hanya mimpi”, ucapku pada diriku
sendiri. Di atas meja terdengar getaran, ternyata bunyi ponsel. Tanpa
melihatnya, aku langsung meraih ponsel itu dan menjawabnya.
“Yoboseo!”, ucapku.
“…………………….” Ucap suara di seberang sana.
Aku terbelalak kaget mendengar suara dengan bahasa aneh yang sama sekali tak ku
pahami itu. Suara yang sudah tidak asing lagi di telingaku.
‘suara ini….suara ini…..”, gumamku dalam
hati. Perlahan mataku mulai panas dan airmataku mulai mengalir.
“YA!!! HANKYUNG AH!!! KEMANA KAU SELAMA
INI? TEGANYA KAU MENINGGALKANKU SENDIRIAN DI SINI!!!!!”, teriakku padanya.
Terdengar dari sana, ia sedang mengoceh. Lagi-lagi dengan bahasa ibunya yang
membuatku benar-benar tak menegrti.
“Ya! Kenapa kau tidak berbicara dalam
bahasa Korea saja?!”, ujarku padanya.
“hei! Kau kenapa pagi ini? Ada yang salah
denganmu? Ku jemput 15 menit lagi”, ucapnya padaku dalam bahasa Korea, lalu
segera memutuskan pembicaraan kami.
“Mwo?? Akan menjemputku???”, ujarku
sebentar lalu terdiam.
“Kyaaaaaa!!!!! Apakah dia di Korea
Sekarang??????”, ucapku kaget. Pabo! Aku langsung beranjak dari tempat tidurku.
Namun tiba-tiba saja langkahku terhenti saat aku menyadari sesuatu. Ini bukan
kamarku! Di mana aku sekarang? Kamar siapa ini? Tanyaku pada diriku sendiri.
Beberapa saat kemudian aku menangkap bayangan seseorang ada di dalam
cermin………..
PART 2
“Kyaaaaaa!!!!! Apakah dia di Korea
Sekarang??????”, ucapku kaget. Pabo! Aku langsung beranjak dari tempat tidurku.
Namun tiba-tiba saja langkahku terhenti saat aku menyadari sesuatu. Ini bukan
kamarku! Di mana aku sekarang? Kamar siapa ini? Tanyaku pada diriku sendiri.
Beberapa saat kemudian aku menangkap bayangan seseorang ada di dalam
cermin………..
Bayangan seorang gadis….
Aku menatap keliling ke setiap sudut kamar,
tidak ada seorangpun. Aku mendekatkan diri ke cermin itu untuk memastikan bahwa
penglihatanku salah. Saat aku mendekat, gadis yang di cermin itu juga semakin
mendekat. Aku merasa semakin bingung. Aku menyentuh cermin itu, gadis itu juga
terlihat menyentuh cermin itu. Selanjutnya aku mencoba membalikan badanku,
bayangan gadis itu juga melakukan hal yang sama. Aku menyentuh wajahku,
terpantul juga gadis itu melakukan apa yang ku lakukan. Ini Tidak mungkin. Aku
melirik pakaian yang saat ini ku kenakan, ternyata sama dengan yang di gunakan
oleh gadis itu. Tidak salah lagi akulah bayangan sekaligus sosok nyata dari
bayangan itu sendiri.
“Omona! Ini bukan tubuhku. Juga suara ini,
bukan suara milikku”, ujarku saat menyadari bahwa tubuh dan suara ini bukan
milikku. Aku berlari ke jendela, dari dalam kamar aku menoleh ke bawah Ku lihat
papan nama sebuah toko, tertulis dengan tulisan Pin Yin* begitu juga dengan
deretan-deretan toko berikutnya. Tempat ini bukan Korea! Di mana aku sekarang?
Apakah aku di China? Ya, ternyata memang benar aku di China sekarang….
Seketika tubuhku langsung terkulai lemas
dan terduduk begitu saja di sepan jendela..
“ternyata kejadian itu bukanlah mimpi, aku
sudah meninggal….”, gumamku lemas. Akhirnya Aku kembali teringat dengan apa
yang sebenarnya terjadi.
FLASHBACK
Malaikat itu membawaku duduk di atas atap
rumah sakit. Dari atas atap, aku bisa melihat banyak sekali ELF yang menunggu
di luar dengan deraian air mata. Mereka menangisi kepergianku…. Aku hanya
menatap mereka semua dengan tatapan nanar. Saat ini pikiranku benar-benar
kosong.
“kau ingin bertemu seseorang lagi?”, Tanya
malaikat itu tiba-tiba kepadaku.
“kau beruntung, keinginanmu terkabul. Kau
boleh bertemu dengannya”, ujar malaikat itu lagi tanpa menunggu jawaban dariku.
Ya, ucapannya benar…. Aku memang ingin bertemu dengan seseorang! Sangat ingin
sekali bertemu dengannya, aku benar-benar merindukannya. Mungkinkah inilah
kesempatan terakhirku untuk bertemu dengannya lagi, sebelum aku benar-benar
pergi untuk selamanya.
“waktumu hanya 24 jam, jangan sia-siakan
kesempatan ini. kau mungkin tidak akan kembali dalam tubuhmu… tapi jangan
khawatir, kau akan datang kepadanya dalam rupa seseorang yang sangat dekat
dengannya”, jelas malaikat itu padaku. Aku hanya mengangguk, namun aku masih
bingung dengan maksud perkataan terakhirnya.
“sekarang tutup matamu”, ucapnya kepadaku.
Aku mengikuti perkataannya dan ku tutup kedua mataku….
END OF FLASHBACK
Perlahan aku menjatuhkan air mataku. Di
hadapanku terdapat sebuah foto yang di dalamnya gadis yang ku pinjam tubuhnya
ini sedang tersenyum dan di rangkul oleh seseorang yang sangat ku rindukan.
Seorang laki-laki yang membuatku mendapatkan kesempatan untuk hidup lagi di
dunia selama 24 jam. Hankyung…….
Aku mengusap air mataku. Saat ini bukanlah
saat untuk menangis, waktuku sangat singkat…. Aku beranjak dari tempatku lalu
mengganti pakaianku.
Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi
bel. Aku kemudian menuju kearah pintu utama lalu membukannya. Saat pintu ku
buka, sesosok laki-laki yang tinggi dengan wajah yang sudah tidak asing lagi
itu sudah berdiri di depanku dengan menggengam seikat bunga mawar putih di
tangannya. Aku tidak bisa meredam lagi kerinduanku selama ini, aku langsung
membekapnya erat. Ia Nampak bingung dengan apa yang kulakukan, lalu mengoceh
lagi dengan bahasa yang tidak ku ketahui artinya sama sekali.
“biarkan dulu seperti ini, aku sangat
merindukanmu”, ucapku lembut padanya.
“kau kenapa Re Min ah? Saat ku telpon tadi
kau sangat aneh. Secepat itukah kau merindukanku? Bukankah kemarin kita baru
saja bertemu? Dan setiap kali kau berbicara padaku, kau selalu menggunakan
bahasaku lalu memanggiku dengan Han Geng? Kenapa….” ucapnya padaku dengan
bahasa Koreanya yang masih bagus namun kupotong sebelum ia melanjutkan
pertanyaannya padaku.
“berbicaralah dengan bahasa korea untukku
hari ini Hankyung ah”, ucapku padanya masih dengan memeluknya untuk
menyembunyikan air mataku ini setelah mendengarnya berbicara bahasa yang dulu
ku ajarkan padanya dengan baik.
“ne… tapi…..”, ucapnya padaku.
“Wae??? Jangan bilang kau sudah lupa bahasa
Korea. Kau baru saja beberapa bulan meninggalkan Korea setelah tinggal
bertahun-tahun di sana kan?. Jadi tak ada alasan!”, ucapku sedikit ketus
padanya.
“aniyo, bukan itu maksudku…… hehehe… tapi
untunglah kau hanya menyuruhku berbicara bahasa Korea bukan bahasa inggris. aku
bersyukur memiliki kekasih yang pandai menggunakan bahasa yang tidak ku tahu,
selain bahasaku. Hahahah…”, ucapnya padaku lalu tertawa. Oh Tuhan, jika kau
benar-benar ada ku mohon jangan hapus tawa ini dari hadapanku untuk sehari ini
saja.
Ternyata gadis yang ku pinjam tubuhnya ini
adalah seorang gadis Korea dan Gadis ini juga merupakan kekasihnya. Jadi,
maksud dari perkataan malaikat itu bahwa seseorang yang dekat dengannya adalah
kekasihnya. Menyadari hal itu, hatiku bagaikan tersayat.
“baiklah, kemana kita sekarang. Bagaimana
kalau sarapan dulu di restoran ibuku? Ibuku pasti akan menyiapkan makanan yang
enak untuk kita”, ucapnya dengan sinar mata yang hangat. Hankyung sepertinya
benar-benar mencintai gadis ini. Syukurlah ku harap ia bahagia dengan gadis ini
di saat aku benar-benar sudah pergi.
“Ne, ayo kita pergi sekarang”, ucapku lalu
menggandeng tangan Hankyung. Hari ini adalah hari terakhirku bersamanya.
Walaupun tubuhku bukan saat ini bukanlah tubuh Kim Heechul, aku ingin
menghabiskan hari terakhirku ini dengan tidak melewatkan setiap detik-detik
yang akan menjadi kenangan abadi antara aku dan Hankyung.
“Tuan puteri, sekarang kau mau makan apa?”,
Tanya Hankyung padaku bagaikan seorang pelayan kepadaku saat kami tiba di
Restaurant ibunya.
“Aku…. Mau makan nasi Goreng buatanmu!”,
ucapku padanya sambil tersenyum padannya. Awalnya Ia menatapku agak Heran,
tetapi kemudian ia tersenyum.
“baiklah tuan puteri, tunggulah sebentar di
sini. Koki yang tampan dan handal ini akan segera kembali dengan pesananmu”,
ucapnya padaku lalu menghilang ke arah dapur, setelah mengembangkan sebuah
senyuman termanis di bibirnya. Selang Beberapa saat ia kembali dengan sepiring
nasi goreng di tangannya.
“Beijing Fried Rice by Hangeng”, ucapnya
dengan bahasa inggris yang sudah tidak kaku lagi sambil menyajikan Nasi goreng
itu di hadapanku. Aku mencium bau yang sangat khas dari nasi goreng yang setiap
pagi selalu di buatkan untukku saat kami masih satu Dorm lalu tersenyum dan
menyantap Nasi goreng itu dengan semangat. Tanpa sadar, air mataku mengalir.
Ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku menyantap Nasi Goreng khas buatan
Hankyung.
“ya! Kau kenapa Re Min ah?? Apakah nasi
goreng buatanku tidak enak?”,tanyanya khawatir saat sadar kalau aku menangis.
“ah… aniyo, ini enak sekali sampai aku
terharu saat memakannya”, ucapku berbohong.
“hahaha… kalau sudah menikah nanti, akan ku
buatkan setiap pagi untuk mu”, ucap Hankyung sambil menyengir dan tersenyum
puas. Ku tatap wajahnya seperti berubah warna, nampaknya ia mengucapkan hal itu
dengan sungguh-sungguh. Hankyung benar, suatu saat nanti ia harus menikah dan
akan memiliki sebuah keluarga dengan gadis ini. ku harap mereka akan menjadi
sebuah keluarga yang bahagia. Aku hanya mencoba tersenyum walaupun terlihat
sangat miris, ada sedikit perasaan lega dalam hatiku.
“Hankyung ah! Buka mulutmu!”, pintaku
padanya.
“ada A…”, ketika Hankyung belum selesai
bicara, aku langsung menyuapkan Nasi Goreng buatannya ke dalam mulutnya. Hal
itu membuatnya kaget.
“akh!!! Hau ihi…. Kehapa hiba-hiba
mehuapkan nahi ihi pahaku!!! Hmmmm…. Tehaha, nahi buhahankhu hangat ehak
hekali”, ucap nya yang kaget dengan nasi masih di dalam mulutnya. Aku tertawa
puas melihatnya seperti itu. Ia kemudian mengambil sendok yang ku pegang lalu
mencoba membalasku.
“sekarang terima pembalasanku”, ucapnya
lalu menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutku.
“hahahahahaaa….”, aku dan Hankyung tertawa
puas dengan kekonyolan yang kami lakukan saat ini, sampai-sampai ibu Hankyung
mengeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah kami.
Setelah menghabiskan sarapan, Hankyung
mengajakku pergi berkeliling ke Hongkong. Tempatnya lumayan jauh dari Beijing,
jadi butuh beberapa jam untuk ke sana. Sesampainnya di sana, aku dan Hankyung
mengunjungi tempat-tempat kami melakukan pemotretan Boys In City 3 dulu. Tempat
itu masih sama seperti dulu. Di tempat ini, kami pernah mengatakan bahwa tempat
ini adalah tempat kami berbulan madu. Mengingatnya membuatku tertawa sendiri,
tetapi juga ingin menangis. Hankyung kemudian menarik tanganku ke tepi dermaga,
kemudian ia menyewa sebuah boat khusus untuk kami berdua. Aku sangat menikmati
perjalanan kami dari atas boat, pemandangan yang ku lihat sangat indah. Dengan
Kamera yang ku pinjam dari gadis ini, aku mengambil beberapa gambar. Hankyung
yang melihat apa yang ku lakukan langsung memintaku mengarahkan kamera ke
arahnya untuk mengambil gambarnya yang sedang merentangkan kedua tangannya
layaknya seekor burung yang terbang bebas di angkasa sambil tersenyum lebar.
Ia kemudian memintaku untuk berfoto
dengannya. Aku memberikan kamera kepada seorang awak kapal yang menemani kami
untuk mengambil foto ku dan Hankyung. Aku menyandarkan daguku ke pundaknya lalu
tersenyum ke arah kamera. Setelah puas berkeliling menggunakan Boat, Hankyung
mengajakku lagi ke sebuah pantai. Pantai yang sangat indah dan tenang,
pemandangan mentari yang hampir tenggelam begitu indah. Sinar orange mentari
itu menghangatkan tubuh kami berdua yang tengah duduk melihat hasil-hasil foto
tadi yang telah di cetak. Perasaanku begitu damai dan tenang melihat mentari
itu, apalagi saat ini di sampingku adalah orang yang sangat ku cintai. Aku
menatapnya lembut, kini dia tengah asyik melihat hasil foto itu sendiri. Tak ku
sadari, mentari telah hilang dan lagit mulai gelap. Lampu-lampu jalan telah di
nyalakan, membuatku seolah terbangun dari mimpi indah. Aku tersadar waktuku
tinggal sedikit. Sebentar lagi aku harus meninggalkannya, airmataku mulai
terbendung.
“Hankyung ah, kapan kau kembali ke Seoul?”,
tanyaku tiba-tiba padanya. Ia menatapku heran.
“Ya! Harusnya kau memanggilku dengan
sebutan Oppa! Bukankah aku lebih tua dari mu?”, ucapnya ingin mengubah topik
pembicaraan.
“aku serius”, ucapku sambil menatapnya
dengan serius. Terlihat, ia menarik nafas.
“entahlah…..”, jawabnya sambil
menghembuskan nafasnya.
“apakah kau tidak ingat dengan
teman-temanmu yang ada di sana?”, tanyaku lagi.
“kau tahu, setiap saat aku sangat
merindukan mereka. Mereka sudah ku anggap layaknya saudara-saudaraku. Tapi aku
tak tahu harus bagaimana bertemu dengan mereka, kau tahu kan situasi saat ini?
terlebih lagi aku merindukannya”, ucapnya sambil menatap lurus ke depan.
“Nugu?”, tanyaku penuh selidik.
“hahahahaha…. Kenapa wajahmu seperti itu?
Kau cemburu? Dia adalah seorang sahabat yang sangat ku cintai dalam hidupku.
Dia adalah Kim Heechul orang yang bodoh, aneh, unik, suka sekali bercanda
tetapi sangat peduli padaku. Dialah orang yang mengajariku bahasa Korea sampai
selancar ini…. ia juga mengajariku kalimat-kalimat kotor. Hahahaha….. kau tahu,
ia suka sekali meniru gaya menari seorang wanita. Ia pernah berkata ‘Hankyung
menguasai beribu macam tarian Tradisional China, sedangkan Kim Heechul
menguasai beribu macam tarian wanita’ hal itu membuatku selalu tertawa jika
mengingatnnya. Dan tak bisa di pungkiri lagi, bersama dengannya aku tidak
pernah berhenti tertawa. Semua yang ada padanya membuatku merindukannya”,
cerita Hankyung panjang lebar tentangku.matanya perlahan mulai basah. Ternyata
Dia juga sangat merindukan ku.
‘aku juga sangat merindukanmu Hankyung-ah!’
jerit batinku. Aku menariknya ke dalam pelukanku, aku juga saat ini sedang
menangis tapi aku tak ingin ia melihatku menangis.
“Hankyung ah.. apakah kau percaya padaku
saat ku katakan kalau aku……”, ucapku namun terhenti. Aku mulai ragu dengan apa
yang akan ku lanjutkan, tapi aku harus mengatakannya. Tiba-tiba tubuhku mulai
terasa ringan, inikah pertanda bahwa waktuku tinggal sedikit lagi?. Ku mohon
beri aku sedikit waktu lagi…
“ada apa Re Min ah?”, Tanya Hankyung
padaku.
“apakah kau percaya padaku jika ku katakana
kalau aku… kalau aku adalah Kim Heechul?”, tanyaku perlahan kepadanya.
Ekspresinya sedikit berubah lalu tertawa.
“hahahahahaha….. kau bercanda? Tentu saja
tidak? Bagaimana mungkin kau adalah Kim Heechul?”, ujarnya tak percaya.
“aku serius….”, ucapku sembari melepaskan
pelukanku lalu kembali menatapnya.
“ah… sudahlah ayo kita pulang”, ucapnya
lalu berdiri mengibaskan celanannya yang penuh dengan pasir. Aku langsung
meraih tangannya.
“ku mohon percayalah…. Aku adalah Kim
Heechul, Cinderellamu. Aku…aku… aku saat ini sudah meninggal dan sekarang tubuh
kekasihmu yang kau lihat sekarang di dalamnya adalah arwahku”,ucapku jujur
padanya. Ia hanya terdiam.
“berhenti bercanda Re Min ah….”, ucapnya
lagi.
“ku mohon, perayalah padaku….. sekarang
tutup matamu”,ujarku padanya. Ia hanya menatapku heran dan bingung.
“baiklah… aku akan menutup mataku. Setelah
semua lelucuon ini berakhir kita pulang…”, ucapnya lalu segera menutup matanya.
Aku berjinjit lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya, dengan lembut ku kecup
bibirnya. Ia bereaksi kaget dengan apa yang ku lakukan, tapi kemudian ia segera
membalas ciumanku.
“sekarang kau boleh membuka matamu”, ucapku
padanya kemudian. Ia membuka matanya perlahan dan ketika matanya terbuka, ia
terperanjat kaget.
“He…Heechulie ah!!!”, ucapnya kaget. Saat
ini di hadapannya adalah sosokku yang sebenarnya, bukan lagi Sosok Re Min
kekasihnya.
“ne… ini aku Hankyung ah!”, ujarku padanya.
Kulihat wajahnya mulai basah, ia mencoba mendekatiku dan ingin memelukku.
Sayang, tubuhku di tembus olehnya.
“Mianhe Hankyung-ah! Sekarang aku sudah tak
sama sepertimu lagi, aku sudah tiada. Sehari ini aku meminjam tubuh kekasihmu,
ini adalah satu-satunya cara bagiku agar bisa bertemu lagi denganmu. Aku belum
bisa pergi sebelum bertemu denganmu, mianata Hankyung-ah Selama ini aku selalu
menyusahkanmu, membuatmu tidak nyaman. Aku sangat bersyukur selama hidupku aku
di beri seorang Hankyung yang jauh datang dari China ke Korea untuk bekerja
keras. Selama kau tak di Korea, aku sangat merindukanmu”, ucapku panjang lebar.
Ia kembali menangis mendengar ucapan-ucapanku, di langit malaikat yang
menjemputku sudah datang menghampiriku.
“Hankyung ah…. Saatku sudah tiba. Sebelum
pergi, aku ingin mengucapkan terima kasih untuk mu. Gomawo untuk cinta yang kau
berikan kepadaku selama aku masih hidup, gomawo untuk hari ini. Hari ini kau
membuat ku merasa senang dan lega. sekarang aku akan pergi dengan bahagia.
Mulai sekarang, hiduplah berbahagia dengan orang yang kau cintai. Dari sana
nanti aku akan menjadi bintang yang selalu mengawasimu. Jangan bersedih, karena
aku akan terus melihatmu dari sana. Untuk masalahmu, apapun jalan yang kau
pilih nanti aku yakin itu adalah jalan yang tebaik untukmu dan masa depanmu.
Jangan lupa aku akan menunggumu di sana sampai saatnya tiba untukmu. Tapi saat
itu pasti kau sudah tua, dan aku akan tetap muda….. hehehehehehe… Hankyung ah!
Saranghae…. Sampaikan kepada semua anggota Super Junior, aku mencintai kalian
semua!!”, ucapku kemudian dengan perlahan tubuh terangkat dan menghilang di
langit. Hankyung ah, walaupun kini aku adalah nyawa kau harus tau bahwa hatiku
ini akan tetap ada untukmu sampai selamanya.
Author P.O.V
“Heechulie ah…. Nado saranghae. Gomawo
telah menjadi orang terbaik dalam hidupku”, ucap Hankyung setelah Heechul
menghilang di udara.
Dddddrrrrrrtttttt……. Hanphone Hankyung
berbunyi.
“Hyung! Akhirnya kau berhasil di hubungi!!!
Heechul hyung…. Dia sudah… pergi untuk selamanya”, ucap suara Ryewook dari
seberang dan kemudian terdengar ia menagis.
“Ne…. aku tahu, seharian ini ia bersamaku…
ia menitipkan salam untuk kalian semua. Ia mencintai kita semua”, ucap Haknyung
kepada Ryewook.
“besok aku akan tiba secepatnya di Korea”,
lanjut Hankyung.
“baiklah Hyung…”, ucap Ryewook.
“ne.. sampai bertemu di Korea”, ucap
Hankyung lalu menutup ponselnya. Ia mendekati Re Min, ternyata gadis itu telah
sadar dari tadi. Tubuhnya lemas, tapi ia mencoba untuk berdiri. Hankyung
membantunya sampai ke Mobil.
“Gege, kenapa kita di sini?”, Tanya Re Min
kepada Hankyung.
“aku yang membawamu ke sini, tadi kau
tertidur di jalan”, ucap Hankyung.
“besok aku akan kembali ke Korea”,
lanjutnya lagi.
“benarkah?”, Tanya Re Min.
“Ne…. aku akan kembali dengan sebuah
kepastian untuk semua orang. Khususnya seseorang yang telah pergi dengan
harapan padaku”, ucap Hankyung yang berhasil membuat tanda Tanya besar di
pikiran Re Min. Walaupun gadis itu tak tahu apa-apa, ia bisa melihat wajah
Hankyung yang sangat yakin dan sepertinya semua akan berjalan baik-baik saja.
“gege… aku yakin kau akan berbuat yang
terbaik untuk semuanya”, ucap Gadis itu lalu tersenyum. Dan Hankyung membalas
senyum kekasihnya itu dengan senyuman paling manis dari bibirnya.
Some
day we will meet again….
And
at the time, I’m sure that you will be mine for ever after
Cause
every time I always belive that….
At
Least I Still Have You
AT LEAST I STILL HAVE YOU/ The End*
*Fanfiction yan ditulis sewaktu duduk di bangku kelas X SMA, ketika halu adalah jalan ninjaku menjadi penulis abal-abal ๐
Komentar
Posting Komentar