Sesuai janji saya pada
tulisan sebelumnya “Saya dan ELTA IX NTT : Lika-Liku Pendaftaran”, maka dalam
tulisan kali ini saya akan bercerita lagi tentang bagaimana proses belajar di
ELTA. Saya berharap tulisan yang cukup panjang ini memiliki kekuatan motivasi
seperti tulisan sebelumnya.
Proses Persiapan Hingga Kegiatan Pembelajaran
di ELTA
Setelah diterima sebagai
peserta ELTA NTT angkatan IX melalui
email yang dikirimkan oleh IALF tanggal 26 Juli 2019, saya harus melengkapi beberapa
persyaratan administrasi seperti foto copy halaman pertama buku rekening
tabungan guna pembayaran biaya akomodasi dan trasnportasi selama 3 bulan
pelatihan, surat ijin atasan tempat saya bekerja, informasi kontak darurat
serta surat perjanjian peserta yang ditandatangani oleh atasan tempat bekerja,
peserta (saya sendiri) dan program manager ELTA sebelum tanggal 30 Agustus 2018.
Saat itu saya mengirimkan berkas-berkas tersebut H-1 sebelum batas yang
ditentukan lantaran sok sibuk dengan kerjaan-kerjaan saya yang lain (ini jangan
ditiru).
Menunggu dengan perasaan excited memang membuat waktu seolah-olah
merayap dengan sangat lama. Akan tetapi seberapa lamapun waktu merayap, pasti
sampai juga pada hari H. Tepat pada tanggal 24 September 2018 program ELTA NTT
angkatan IX akhirnya resmi dibuka oleh perwakilan tuan rumah Universitas Nusa
Cendana (Undana) dalam hal ini Pembantu Rektor III. Oh iya, di awal tulisan
saya lupa memberitahu kalau proses seleksi hingga pelatihan untuk ELTA NTT
bertempat di gedung Pusat Bahasa Undana (Undana
Language Center) Kota Kupang. Pada acara pembukaan inilah saya berkenalan
dengan 29 orang peserta lain yang rata-rata sudah saya kenal sewaktu tahap
wawancara, koordinator ELTA NTT, trainers,
Program manager ELTA dan perwakilan AAI. Selain itu, saya juga berkesempatan
mendengarkan sharing dari beberapa alumni ELTA yang hadir saat itu. Hampir
semua alumni yang hadir sudah berhasil meraih beasiswa bahkan ada yang sudah
menyelesaikan pendidikan magisternya.
Awalnya saya pikir pada
hari itu hanya akan ada opening ceremony,
tetapi program ini benar-benar tidak mau membuang waktu. Kelas pertama kami
dimulai sebelum jam makan siang pada hari itu juga. Sebelum memulai kelas
pertama, agar mempermudah proses pembelajaran selama 3 bulan berikutnya,
peserta yang sebanyak 30 orang dibagi menjadi dua kelas yakni kelas Perth dan
Canbera dengan komposisi perempuan dan laki-laki yang seimbang. Di kelas Perth
ada 16 orang sementara di kelas Canbera ada 14 orang. Saya mendapatkan
pembagian di kelas Perth. Di kelas Perth saya belajar bersama 15 peserta lain
yang berasal dari berbagai daerah baik itu sesama dari Kota kupang maupun dari
luar kota Kupang seperti Rote, Alor, TTS, TTU dan Sumba.
Bagaimana proses
pembelajaran di ELTA? Berikut akan saya bagikan hal-hal apa saja yang ada dalam
proses pembelajaran selama 3 bulan di ELTA IX yang saya ikuti tahun kemarin;
1.
Daily
Class
Daily
class di ELTA berlangsung selama 5 hari mulai dari pukul 08.00 pagi hingga
pukul 16.30. Dalam sehari ada 3 sesi dimana masing-masing sesi dialokasikan
selama 90 menit. Setiap sesi akan dibawakan oleh trainer-trainer yang
sebelumnya sudah mengikuti training di IALF Bali sehingga metode-metode
pembelajaran yang dipakai cukup asik dan menyenangkan. Dalam sesi-sesi ini juga
akan ada banyak games dan diskusi kelompok maupun diskusi dua orang (di kelas
perth kami menyebutnya dengan istilah talk
to your partner) sehingga bukan
hanya trainer yang aktif dalam kelas tetapi peserta juga. Satu game yang paling
menarik serta menegangkan bagi saya selama proses 3 bulan dalam daily class
adalah melakukan games kursi panas. Dalam game ini peserta akan dipilih random
oleh trainer dan peserta yang dipilih akan duduk kursi trainer lalu trainer
akan memberikan pertanyaan-pertanyaan speaking part 1, 2 atau 3. Saya sendiri
pernah merasakan kursi panas tersebut dan game ini benar-benar melatih mental
dan kemampuan saya untuk berbicara.
Suasana Belajar di Kelas
Saya dan seorang teman sedang "dihukum" : melakukan 60 seconds talks
2.
Self-Study
Setelah ketiga sesi selesai, akan
ada sesi self-study dimana dalam sesi
ini selama 90 menit peserta akan belajar sendiri. Untuk mendukung self-study, koordinator akan memberikan
tugas untuk dikerjakan. Jika tugas sudah selesai dikerjaan dan masih ada waku,
peserta dapat melakukan self study di self-study
room yang dilengkapi dengan materi-materi speaking, listening, reading, writing dan games. Sewaktu-waktu,
untuk mengisi self-study koordinator
sendiri akan mengadakan kelas tambahan untuk membagikan beberapa tips dan trik
tambahan yang tidak ada dalam 3 sesi sebelumnya. Bentuk self-study yang lain juga dapat berupa sesi nonton film tanpa subtitle bersama lalu peserta diminta
untuk memberikan tanggapan terhadap film tersebut dalam tulisan atau
mendengarkan sebuah lagu dan melengkapi lirik pada lembar yang sudah disiapkan.
Self Study - Speaking Excercise
3.
Materials
Materi-materi yang dipelajari di
ELTA adalah materi-materi yang dipersiapkan untuk menunjang peserta dalam
mengikuti test IELTS di akhir program. Dalam setiap sesi daily class, masing-masing peserta akan dibagikan beberapa lembar
kertas berisi materi untuk menuntun kegiatan pembelajaran, demikian halnya
dengan self study. Agar tidak tercecer, peserta disediakan map file untuk
mengamankan kertas-kertas materi tersebut. Namun menjelang pertengahan training
(week 4), saya teman-teman saya harus
mengganti map file kami karena map yang dibagikan sudah tidak bisa untuk
menampung kertas-kertas berharga tersebut.
Selain kertas-kertas peserta juga
dibagikan buku Complete IELTS (Official Cambridge Preparation materials for
IELTS) yang didatangkan langsung dari Cambridge. Buku ini dilengkapi dengan
audio CD. Ada dua buku Complete IELTS
yang diperoleh; buku pertama untuk Band 4-5 dan buku kedua untuk Band 5 – 6.5.
Pembagian kedua buku ini disesuaikan dengan proses pembelajaran. Dalam ELTA,
pada minggu pertama hingga keenam materi yang dipelajari adalah materi IELTS
untuk Band 4-5 sementara dari minggu ketujuh hingga minggu terakhir materi nya
adalah untuk Band 5 – 6.5.
ELTA juga memiliki perpustakaan
yang menyediakan jenis-jenis buku menarik untuk dibaca. Salah satunya adalah
novel dalam bahasa inggris. Setiap peserta dapat meminjam novel-novel ini untuk
dibaca dengan batas waktu 1 minggu. Bagi yang suka membaca, hal ini akan sangat
membantu dalam menambah vocabulary
(kosakata). Saya juga pernah meminjam beberapa novel untuk dibaca. Selama
membaca beberapa kosakata yang baru bagi saya akan saya tulis dalam buku vocab
milik saya. Selain itu dari alur cerita yang ada dalam novel, saya juga
mempelajari penggunaan tenses-tenses yang berlaku dalam bahasa inggris lalu
berusaha mengaplikasikannya dalam writing
atau speaking.
4.
Consultation
Section
Nah selain tatap muka dengan trainers dalam sesi daily class, peserta ELTA juga dibagi dalam beberapa kelompok yang
terdiri dari 5 orang untuk melakukan konsultasi dengan satu orang trainer
sebagai tutor. Dalam sesi konsultasi ini, masing-masing peserta dipersilahkan mengungkapkan
kesulitan-kesulitan yang dialami dalam proses pembelajaran lalu tutor dan
peserta lain akan membantu memberikan saran, masukan atau motivasi. Tidak hanya
itu, melalui sesi konsultasi juga tutor akan memantau perkembangan
masing-masing peserta dari awal melakukan training hingga akhir training. Tutor
juga adalah orang yang akan memeriksa setiap test yang berikan trainer lain
kepada peserta dalam sesi di kelas seperti writing, reading dan listening. Kadang
pula tutor akan memberikan tugas khusus kepada peserta dengan tujuan melatih
peserta dalam melalui kesulitan materi yang dialami. Untuk itu, melihat ini
sangat membantu tidak ada masalah belajar yang perlu disembunyikan. Jika ingin
maju, ijinkan orang lain ikut memberikan dorongan.
Sesi Konsultasi Bersama Tutor
Trainer yang menjadi tutor saya
saat mengikuti ELTA IX adalah Mrs. Novry. Beliau adalah orang yang very shopisticated
dalam hal memberi motivasi kepada saya dan keempat teman lainnya (Kak Faizal,
Kak Rita, Kak Amy dan Eston). Sebelumnya saya pernah bertemu dengan Mrs. Novry
dalam sebuah acara rohani sewaktu masih kuliah. Saat itu Mrs. Novry membawa
materi tentang motivasi untuk meraih beasiswa luar negeri. Saya tidak menyangka
bahwa semesta kembali mempertemukan kami di ELTA NTT, untuk memperkuat kaki
saya mengejar cita-cita yang pernah saya kubur dahulu.
5.
Mock
Test
Sesuai namanya, mock test adalah tes tiruan IELTS. Mock test diadakan setiap empat minggu
sekali sehingga total mock test dalam ELTA adalah 3 kali. Pada mock test ini, peserta diberikan
soal-soal yang disusun sedemikan rupa sehingga mirip dengan soal real IELTS.
Dengan demikian peserta memiliki gambaran tentang bagaimana real IELTS test
nanti.
Mock test ini juga dapat menjadi
salah satu alat untuk mengukur kemampuan peserta sudah sejauh mana. Grafik yang
dihasilkan akan bermacam-macam. Tetapi yang diharapkan meskipun grafiknya naik
turun, titik akhir grafik harus meningkat pada real IELTS test. Grafik mock
test Sama halnya dengan angkatan-angkatan sebelumnya, rata-rata grafik peserta
ELTA IX NTT mengalami peningkatan pada mock test pertama dan kedua, lalu
menurun pada mock test ketiga. Akan tetapi, sesuai harapan pada real IELTS test
grafik kami naik kembali dengan nilai yang cukup memuaskan. This is what they said that the result never
betrayed the process. We did it!
6.
Outing
For me, this
was the most lovely part in ELTA. Selama tiga bulan “terkurung” dalam ruangan dari pagi
hingga sore dan memaksa otak untuk bekerja dua kali lipat dari sebelumnya,
tentu membutuhkan jeda bagi otak. Outing merupakan jeda untuk merefresh otak peserta (meskipun anak-anak
ELTA IX NTT punya media refreshing lain seperti nonton, makan bersama atau
traveling di akhir pekan, hehehhe). Outing adalah momen untuk seru-seruan
bersama seluruh peserta maupun trainer ELTA.
Outing ELTA IX dilakukan pada
tanggal 20 November 2018 ( 4 minggu sebelum Real IELTS Test) di sebuah taman
wisata benama Eden to Eden, Nekamese Kabupaten Kupang. Lokasinya tidak jauh
dari Kota Kupang. Waktu yang diperlukan untuk perjalanan kami adalah sekitar 30
menit. Singkat cerita, dalam outing ini kami melakukan berbeque, makan bersama, juga memainkan games-games seru yang
membangun kerja sama dan kebersamaan antar sesama peserta ELTA IX maupun
trainers beserta koordinator. Hal yang paling menarik dari outing kami adalah
menulis pendapat pribadi terhadap peserta-peserta lain termasuk beberapa
trainers. Melalui kesempatan ini, saya dapat mengetahui apa isi kepala
teman-teman saya bahkan trainer-trainer terhadap saya selama mengikuti proses
ELTA. Bagi saya ini juga merupakan momen yang cukup romantis (cieh cieh). Tentu saja romantis, ini adalah ajang untuk
saling mengungkapkan perasaan satu orang kepada yang lain. Heheheheh
Pada akhirnya, kegiatan ini ditutup
dengan latihan lagu untuk persiapan acara closing
ceremony. Meskipun ini adalah
latihan pertama dengan lagu yang pada akhirnya tidak jadi dipakai semua peserta
nampak menghayati lagu tersebut seolah tidak ingin perpisahan itu cepat
terjadi.
Outing ELTA IX
7.
Real
IELTS Test
Real IELTS Test adalah puncak pembelajaran
di ELTA selama 3 bulan. Seperti yang saya sebutkan pada tulisan sebelumnya,
IELTS test yang bergengsi dan mahal ini (Rp. 3.620.000) dibiayai oleh pihak
penyelenggara. Mungkin selengkapnya tentang test IELTS dapat teman-teman
searching di internet, atau jika lolos seleksi ELTA teman-teman juga akan
diberikan briefing khusus tentang IELTS. Saya hanya akan menceritakan proses
test IELTS yang saya ikuti.
Secara umum, dalam test IELTS ada
empat kemampuan yang diuji secara berturut-turut yakni listening, reading,
writing dan speaking. Durasi test ini kurang lebih 2 jam 45 menit dengan rincian sebagai berikut
:
·
Listening
terdiri dari 4 sesi, total soal 40 nomor, waktu 30 menit
·
Reading
terdiri dari 3 sesi, total soal 40 nomor, waktu 60 menit
·
Writing
terdiri dari 2 jenis soal, waktu 60 menit
· Speaking
terdiri dari 3 sesi, waktu 11-14 menit. Untuk speaking ini, peserta akan
diwawancarai oleh native speaker
seputar dirinya sendiri dan sebuah topik
Terkait
speaking dalam test IELTS untuk ELTA
XI NTT, peserta dibagi menjadi tiga gelombang saat itu. Hal ini dilakukan
karena peserta yang mengikuti test IELTS bukan hanya peserta ELTA tetapi ada
juga untuk golongan umum dan trainer ELTA. Jadi test IELTS untuk ELTA NTT IX
berlangsung selama 3 hari. Hari pertama, 12 Desember 2018 adalah test speaking
untuk golongan umum, hari kedua yakni tanggal 13 Desember untuk test listening, reading, writing untuk semua
peserta dan speaking untuk gelombang
dua sementara hari ketiga tanggal 14
Desember untuk test speaking gelombang tiga. Saya sendiri mendapatkan giliran
test speaking pada gelombang ketiga seusai closing
ceremony yang tentu membuat saya cukup grogi apalagi melihat teman-teman
saya yang sudah menyelesaikan test nya. But
everything went well at that day. Hasil IELTS diumumkan tepat 2 minggu
setelah test dilakukan yakni pada tanggal 28 Desember 2018 dan semua peserta
ELTA IX NTT memperoleh hasil diatas
target yakni di atas 5.0.
My Testimony
about ELTA IX : Memberi
Kaki Pada Mimpi
Bagi saya
secara pribadi, program ELTA IX yang saya ikuti di tahun 2018 sukses memberikan
sepasang kaki untuk mimpi yang pernah saya lumpuhkan sendiri lantaran gagal
menyasar beberapa beasiswa untuk melanjutkan studi pascasarjana. Hari ini
di saat saya menyelesaikan tulisan ini (tulisan yang mengalami penundaan selama
7 bulan), saya sedang mengikuti sebuah program shortcourse selama 6 bulan di Kota
Auckland, New Zealand. Terlepas
dari pengalaman kerja, ELTA IX menjadi salah satu kesempatan dalam meningkatkan
kepercayaan diri saya dan kualifikasi untuk berada di sini. Terima kasih banyak
ELTA IX!
Mount Victoria Auckland, 23 Juni 2019
Komentar
Posting Komentar