Langsung ke konten utama

Antologi 25 Maret


I.

Ada rindu menginap di jendela

Tergantung, melambai-lambai

Menawarkan angin segar dalam pengapnya kamar 3 x 4

Exhauster pun sengaja dipasang,

Biar terhempas dan terbang menghilang

Segala apek dan pengap

Diiringi alunan hati-hati di jalan

Namun bersama Tulus, ia keras kepala ingin tinggal

 

Tuut... tuut... tuut... tuut....

Halo?

Apa kabar?

Aku rindu Kupang, tapi tidak rumah

Semoga selalu berbahagia!

 

II.

Mereka,

Dua organis kompleks, 

Yang dipertemukan proses anabolisme kehidupan

Semakin kompleks mereka bersama, 

Kenaifan bahagia menuntut khelat

Sayang, 

Mereka lupa bahwa kadang siklus hidup itu enzimatis

Di mana katabolisme takkan pernah bisa terelakan

 

Menyisakan partikel kenangan,

Mengeksitasi rindu sampai orbital tak tentu

Terpental dan menghambur 

Melampaui kecepatan cahaya dalam ruang hampa

Terkristalisasi dalam semesta baru

Pada batas ketiaadaan, 

Insting kematian dan kehidupan melebur.

Defusi

Infinitif

 

III.

Merevisi puisi

Berharap diksi-diksi berevolusi

Dan berdifusi

Menembus kisi-kisi

Rindu yang termarjinalisasi,

Meninggalkan ruang ilusi

 

Oh Gusti,

Cerahkanlah visi

Restuilah misi

Aku hanya ingin hidup tanpa induksi

Pendapat-pendapat basi

 

IV.

Ahoi, si nokturnal subversif kita,

Hipokrit kita!

Adil macam apa sedang kau rindukan?

Sedang kau sendiri masih tak mau adil sejak dalam pikiran!

 

V.

Padahal ingin bereulogi

Malah berantologi

Sambil makan bulgogi

Ditemani siaran kuliah biologi

 

Lagi-lagi

Rima-rima dicocokologi

Lalu dibagi-bagi

 

VI.

Si kumis

Pria kolumnis

Pecinta nona manis

Gemar meraup atensi dengan oportunis

Tajuk-tajuknya cuma pemanis

Di setiap hari Kamis,

Menebar bau amis!

Ditinggal, menangis

Dirindukan, tragis...

 

VII.

Kafein,

Provokator ide,

Improvisator ingatan,

Investor insomnia...

 

VIII.

Rindu datang deng makamiung,

Harbabiruk kas tasiram ingatan

Dong batahambur dan makfafiti pi mana-mana

Dari huk, angin bawa terbang nenek pung suara

Bulu badan takuju badiri,

 

"Hoe, nim maksele, Tidor sudah!

Berhenti makadadoto sond jelas"

 

"Akoe nenek, bet sond bisa tidor!

Ini isi kepala masih siklaloti sembarang..."

 

Sementara,

Jakarta su tengah malam,

Hari su jadi Sabtu,

Tanggal su berubah pi 26 Maret 2022

 

Apartemen 25,

Jakarta Selatan, 25 Maret 2022       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya dan ELTA IX NTT : Lika-Liku Pendaftaran

Sebagai tulisan kedua dalam blog ini, saya akan bercerita tentang pengalaman saya mengikuti seleksi program English Language Training Assistance (ELTA) tahun 2018 sebelum ingatan saya usang dan dibawa kabur oleh waktu. 😁 Harapan saya tulisan ini dapat menjawab pertanyaan teman-teman yang pernah ditanyakan kepada saya. Let’s check it out! Sebelumnya saya akan menjelaskan dulu apa itu ELTA dan bagaimana cara untuk mendaftarkan diri dalam program ini. Well , English Language Training Assistance (ELTA) adalah sebuah program bantuan Bahasa Inggris yang dirancang untuk menunjang para scholarship hunter dengan mimpi untuk melanjutkan studi magister di luar negeri tapi masih memiliki kemampuan Bahasa Inggris dibawah persyaratan minimal yakni IELTS 5.0. Selain meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris di empat area keterampilan ( listening, reading, writing dan speaking ) dalam waktu 3 bulan, pelatihan ini juga mencakup strategi dalam melaksanakan tes untuk memperoleh nilai IELTS...

Sebuah Catatan dari Kamis, 24 Oktober 2019

Setelah memasuki minggu-minggu Sustainable Development Course , kamis adalah hari di mana peserta program INSPIRASI 2019 melakukan visit atau kunjungan ke lembaga atau organisasi maupun individu yang berkaitan dengan minat belajar ( special interest ) – nya masing-masing. Hari itu saya mempunyai dua jadwal kunjungan. Di Pagi hari saya harus mengunjungi salah satu lembaga advokasi lingkungan hidup pada jaringan internasional, Greenpeace New Zealand yang kebetulan bermarkas di Mount Eden, Kota Auckland. Lalu pada siang hari saya harus bertemu dengan aktivis-aktivis lingkungan remaja yang menyebut komunitas mereka Para Kore Ki Tamaki atau komunitas Zero Waste Auckland di Western Springs College. Greenpeace New Zealand Untuk tiba di kantor Greenpeace, pagi itu, seperti pada hari kuliah biasa saya harus menggunakan kapal Ferry ke City Center (pusat kota) selama 30 menit   dari Hobsonville, sebuah wilayah suburban tempat saya tinggal bersama host family. Sesampainya di Downtown Fer...

Science Alkohol Dalam Isu Sosial Budaya di Indonesia

  Di awal 2019, jika kita mengikuti perkembangan berita tentang pemerintahan di beberapa daerah Indonesia Timur maka akan kita temukan dua daerah dengan pemberitaan yang mirip namun kontroversi. Dua Daerah itu adalah NTT dan Maluku. Saat itu, Viktor B. Laiskodat yang baru saja menjabat sebagai Gubernur NTT selama beberapa bulan, muncul dengan gagasan untuk melegalkan Sopi. Selain alasan menumbuhkan ekonomi kerakyatan, minuman alkohol tradisional tersebut dilegalkan sebagai bentuk upaya pelestarian budaya NTT.  Sementara itu, di Provinsi tetangganya, Maluku, Murad Ismail selaku Gubernur menolak dengan tegas legalisasi Sopi. Dilansir dari media online Suara.com (28/06/2019), Murad menyatakan bahwa Maluku berbeda dengan NTT, Manado dan Bali yang sudah melegalkan minuman tradisonal mereka. Maluku memiliki masyarakat yang beragam karakteristiknya sehingga akan memicu konflik diantara masyarakatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan minuman beralkohol sekalipun dalam aspek bud...