Langsung ke konten utama

Setelah Membaca Bab I; The Kingpin Project oleh Vincent Ricardo


Mahkluk hidup termasuk manusia di dalam konsep termodinamika tergolong sebagai sistem terbuka sehingga punya kecenderungan mengalami peningkatan entropi (ketidakberaturan) menuju entropi maksimum; kematian atau kepunahan. Layaknya gravitasi yang menggelindingkan batu dari atas bukit, entropi maksimum tidak bisa dihindari (Hukum ke-2 termodinamika). Maka kehidupan manusia hakekatnya adalah sebuah upaya menunda percepatan entropi maksimum (kematian). Seperti Sisyphus yang dikutuk untuk mendorong batu naik ke atas bukit. 

Sebenarnya, strategi yang ditawarkan oleh kehidupan sudah ada yakni mengelola aliran energi dalam hidup (ambil secukupnya, pakai secukupnya) dan bereplikasi atau reproduksi (menyebarkan pengetahuan baik kepada semua orang dan generasi penerus). Akan tetapi tata kelola aliran energi kehidupan yang dipicu oleh fundamentalisme pasar hari ini malah menjadikan entropi mendekati ambang maksimum. Krisis kemanusiaan, krisis iklim, bencana ekologi terjadi di mana-mana. Replikasi pengetahuan (pendidikan) dan reproduksi manusia pun hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang notabene turut berkontribusi dalam peningkatan entropi secara masif. 

Cukup menarik bahwa hari ini adalah hari buku sedunia, setelah sebelumnya ada peringatan hari kartini dan hari bumi. Hari Kartini menjadi pengingat bahwa perjuangan Kartini untuk kaumnya belum selesai dan masih terus dilanjutkan oleh kaum perempuan di masa kini maupun nanti sampai kesetaraan dan keadilan itu terwujud. Sementara Hri Bumi menjadi peringatan bahwa kondisi bumi semakin kritis oleh tata kelola, tata kuasa, tata konsumsi dan tata produksi yang amburadul. Bahkan hubungan kedua peringatan tersebut bisa vice versa. 

Lalu, Peringatan Hari Buku sedunia hari ini menjadi pengingat bahwa literasi adalah jendela menuju pemahaman persoalan yang diangkat pada dua perayaan sebelumnya. Literasi dapat mengkultivasi kesadaran kritis atas persoalan-persoalan perempuan, persoalan kemanusiaan, persoalan lingkungan dan menyadari bahwa entropi maksimum sedang mengintai eksistensi manusia secara sistematis. Tidak sampai di situ, dengan membaca seseorang dapat terpancu untuk turut bergabung di garis perjuangan untuk mencapai solusi kolektif sesuai keberadaannya masing-masing. Sebab solusi individual bukan tawaran solusi yang baik bagi persoalan sistemik. 

Saya sendiri sepakat dengan Vincent di buku ini terkait pernyataan H. G Wells bahwa adalah suatu keniscayaan kalau 'sejarah peradaban manusia merupakan balapan di antara pendidikan dan bencana'. Karena itu, sembari mereplikasi pengetahuan-pengetahuan baik untuk menciptakan para kingpin baru (orang penting yang menjawab persoalan yang ada), para kingpin yang saat ini sudah ada perlu diajak bergerak secara kolektif untuk memperpanjang jarak eksistensi manusia dengan entropi maksimum yang sudah makin dekat. 

Selamat Hari Kartini

Selamat Hari Bumi

Selamat Hari Buku Sedunia! 

Jangan lupa melawan dengan bahagia 🙌

Jakarta, 23 April 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya dan ELTA IX NTT : Lika-Liku Pendaftaran

Sebagai tulisan kedua dalam blog ini, saya akan bercerita tentang pengalaman saya mengikuti seleksi program English Language Training Assistance (ELTA) tahun 2018 sebelum ingatan saya usang dan dibawa kabur oleh waktu. 😁 Harapan saya tulisan ini dapat menjawab pertanyaan teman-teman yang pernah ditanyakan kepada saya. Let’s check it out! Sebelumnya saya akan menjelaskan dulu apa itu ELTA dan bagaimana cara untuk mendaftarkan diri dalam program ini. Well , English Language Training Assistance (ELTA) adalah sebuah program bantuan Bahasa Inggris yang dirancang untuk menunjang para scholarship hunter dengan mimpi untuk melanjutkan studi magister di luar negeri tapi masih memiliki kemampuan Bahasa Inggris dibawah persyaratan minimal yakni IELTS 5.0. Selain meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris di empat area keterampilan ( listening, reading, writing dan speaking ) dalam waktu 3 bulan, pelatihan ini juga mencakup strategi dalam melaksanakan tes untuk memperoleh nilai IELTS...

Science Alkohol Dalam Isu Sosial Budaya di Indonesia

  Di awal 2019, jika kita mengikuti perkembangan berita tentang pemerintahan di beberapa daerah Indonesia Timur maka akan kita temukan dua daerah dengan pemberitaan yang mirip namun kontroversi. Dua Daerah itu adalah NTT dan Maluku. Saat itu, Viktor B. Laiskodat yang baru saja menjabat sebagai Gubernur NTT selama beberapa bulan, muncul dengan gagasan untuk melegalkan Sopi. Selain alasan menumbuhkan ekonomi kerakyatan, minuman alkohol tradisional tersebut dilegalkan sebagai bentuk upaya pelestarian budaya NTT.  Sementara itu, di Provinsi tetangganya, Maluku, Murad Ismail selaku Gubernur menolak dengan tegas legalisasi Sopi. Dilansir dari media online Suara.com (28/06/2019), Murad menyatakan bahwa Maluku berbeda dengan NTT, Manado dan Bali yang sudah melegalkan minuman tradisonal mereka. Maluku memiliki masyarakat yang beragam karakteristiknya sehingga akan memicu konflik diantara masyarakatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan minuman beralkohol sekalipun dalam aspek bud...

Memaknai Ulang Militansi

Seperti tahun sebelumnya, menjelang ulang tahun saya selalu memperoleh early bithday gift berupa buku dari orang-orang terkasih. Beberapa hari lalu seorang teman menanyakan buku apa yang sangat ingin saya miliki di hari ulang tahun. Saat itu saya baru saja membaca review sebuah buku di goodreads. Buku tersebut adalah The Things You Can See Only When You Slow Down yang ditulis oleh seorang biksu asal korea; Haemin Sunim. Saya kemudian menyebutkan judul buku tersebut kepadanya dan tak sampai 2 hari, buku itu sampai ke tangan saya. Saat membuka bungkusan, awalnya saya hanya berniat membaca buku ini beberapa halaman saja. Namun, karena gaya penulisan yang mengalir dan isinya yang cukup “ngena” dengan kehidupan pribadi, saya langsung menyelesaikannya saat itu juga. What a lovely book! Dari sebagian banyak tulisannya yang memicu refleksi, ada satu bagian yang membekas bagi saya hingga membuat saya memaknai ulang arti sebuah militansi. Pengabdian seseorang kepada suatu pekerjaan tidak bisa di...