Perempuan Berkaki Kijang
Ia adalah perempuan berkaki kijang dengan sayap calidris
Baginya petualangan adalah alibi paling logis
Demi menarik jarak terjauh dari yang sudah sangat jauh
Mengembara dari satu tempat ke tempat lain
Sekadar mencari alasan untuk pulang ke rumah
Sebab ia tak tau alasan kenapa orang-orang begitu menginginkan pulang
Sementara ia begitu merindukan pergi
Hampir pagi di teras,
Obituari ingatan perempuan itu diretas
Eulogi mengucur deras
Di atas ribuan kertas
Melambungkan absurditas
Hampir sore di anjungan
Ia seduh rindu pada secangkir kenangan
Membayar hutang rasa sakit di setiap perlelangan
Sambil dengar nyanyian kepulangan
Ia serahkan diri pada pergelangan
Berbahagialah sayang!
Tidak kah kau dengar malaikat maut sembayang?
Derita sudah kenyang
Bahagia telah kepayang
Kita kan pulang pada sang penyayang
Kuburan Kosong
Perempuan itu memetik diksi-diksi terbaik dari ribuan sajak
yang tak sengaja diwariskan para penyair melalui semesta
Disajikannya dalam semangkuk hati yang retak
sembari menunggu pagi menjadikan calon mempelainya terjaga
di depan pintu gawai
"Inilah dia yang kukasihi, kepadanyalah aku berkenan"
Ayam berkokok tiga kali
Pelita telah kehabisan minyak
Sang mempelai berlari keluar dari kerumunan mimpi
"Aku tak kenal dia"
Tabir terbelah dua
Sekelebat hitam terbang dengan cepat,
mencabik-cabik angan tanpa kemenangan
menabuhkan dendam yang tak lagi teredam
Puisi-puisi lirih luruh biru oleh air mata,
Segala setia dialamatkan pada kampung halaman,
Rindu dimakamkam bersama pengetahuan dan pengalaman
Menyisakan kesepian paling sepi;
Dunia orang mati
"Siapakah yang kamu cari?
"Pergilah!"
"kuburan ini sudah kosong, dia yang kamu cari sudah tidak ada lagi"
Penyihir
Malam itu,
Kaki dan tanganku dipotong-potong
Mataku dicongkel dari songketnya
Kakiku dibuat terlepas dari tungkainya
Ototku terkoyak dari simpulnya
Tulang belikat terpelintir dari tempatnya
Pembuluh dalam membengkak
Mereka inginkan aku mengaku;
Akulah perempuan, akulah penyihir
Mereka inginkan aku menyebutkan;
Satu persatu orang-orang yang datang ke Sabbat
Demi membebaskan diri,
Kubiarkan mulut ini bungkam
Menyerahkan arwahku dibawa pergi malaikat maut
Meninggalkan ketidaktahuan tanpa dasar
Kemerdekaan ku kelak akan menghantui mereka
Melayang dan terkekeh dari atas sapu terbang
Yang tertangkap pantulan cahaya rembulan
Perempuan
Ketika menampilkan perilaku pemberontakan terhadap nilai-nilai patriarkal yang tidak dapat diterima, mereka diperlakukan sebagai pesakitan.
Puan, jika kau hari ini terlalu banyak membaca lalu menjadi cerdas, kritis, banyak bertanya (dan tidak naif) hingga seringkali dianggap menakutkan, maka jangan biarkan keingintahuanmu dikebiri.
Rayakanlah!
Yang sakit itu masyarakat dengan mitos-mitosnya tentang kesempurnaan, bukan perempuan!
Rendah diri kronis karena sistem yang memang pada dasarnya timpang dan tidak setara cuman akan menggerogoti kondisi kejiwaanmu.
Apartemen 25,
Jakarta Selatan, 10 Juli 2022
Komentar
Posting Komentar